Selasa, 20 Desember 2011

Diskusi Sekitar Topik Thesis

Sebagaimana saran Deputy Dean Academic Istac, Prof. Abdullah Al-Ahsan, aku mendiskusikan dua opsi berkenaan dengan topik thesisku: 1. Tentang Political Ethic of Al-Ghazali dikomparasikan dengan ilmuwan lain semisal Al-Mawardi, Ibn Taymiah, dsb. 2. Tentang Political Ethic of Al-Ghazali dikaitkan dengan kondisi terkini, dengan case of study salah satu partai di Indonesia.
Kedua topik itu ternyata sama beratnya. Untuk opsi pertama, saran Prof Kamal, aku harus ikut course work tentang Political Science, sedangkan waktuku tinggal satu semester lebih sedikit. Sedangkan opsi kedua, beliau mengatakan bahwa partai politik yang dimaksudkan tidak banyak mengambil dari Al-Ghazali, selain itu perlu field research atau riset lapangan yang pastinya memakan waktu dan biaya.
Hasil diskusi itu terus terang sempat menimbulkan sebuah 'turbulence' dalam diriku. Tapi, goncangan saat ada benturan itu biasa kan? Yang penting kita segera menstabilkan diri kembali dan berusaha menghadapi gelombang dengan tenang. Maka, aku segera mencari alternatif topik yang lain. Sambil mengikuti simposium, beberapa ide muncul. Akhirnya kucoba menentukan sebuah topik: Ethics of Al-Ghazali and Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Lengkapnya mungkin seperti ini: Comparative Study on Ethics of Al-Ghazali and Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Kucoba membuat oret-oretan tentang beberapa poin berkenaan dengan topik tersebut. Di akhir simposium, setelah coffee break, aku segera mendiskusikannya lagi dengan Prof. Kamal Hasan. Di perjalanan menuju masjid untuk shalat Ashar, Prof. Kamal menyetujui topik itu. Kusampaikan kepada beliau bahwa insya Allah aku akan menulis beberapa item terkait topik tersebut dan akan mendiskusikannya dengan beliau. Ok! kata beliau sambil berjalan menuju masjid.
Semoga ini adalah isyarat dari Allah bahwa Dia akan memudahkan jalan bagiku untuk menyelesaikan episode terakhir dari "karir" belajar formalku. Amin..

Simposium Tentang Al-Ghazali

Kemarin sore ketika mengantar ustadz Muzakkir ke UIA untuk mengambil motornya, tanpa sengaja kulihat beberapa banner dipajang di sekitar gerbang kampus. Isinya tentang simposium mengenang 900 tahun wafatnya ulama besar Al-Ghazali. Untuk lebih rincinya aku browsing di internet dan mendapatkan info berikut:

AL-GHAZZALI SYMPOSIUM:
IN COMMEMORATION OF THE 900TH YEARS OF HIS DEATH
20 DECEMBER 2011
SENATE HALL, LEVEL 5, RECTORY BUILDING
INTERNATIONAL ISLAMIC UNIVERSITY MALAYSIA


 Tan Sri Prof. Dr.  Mohd Kamal Hassan on Ihya Ulum Eldin (Al Ghazali’s Magnum opus)
 Prof. Dr. Ibrahim Zein on Tahafut Al Flasafeh (the shatter of philosophers)
 Dr. Mohammed Taher Misawy on Al Mustsafa (Principles of Jurisprudence)
 Assoc. Prof. Dr. Waleed Fekry Faris on Pearls of the Quran
 Assoc. Prof. Dr. Roslina Othman on technological aspects in Imam Ghazali work

Ini kesempatan emas, sebab thesisku berkenaan dengan Al-Ghazali. Maka, pagi itu sekitar jam 8.30 pagi aku sudah berangkat ke UIA. Setelah memarkir mobil di depan Cultural Activity Center (CAC), aku bergegas ke level 5 gedung rektorat. Belum banyak orang ketika itu. Aku segera mendaftarkan diri dan membayar uang pendaftaran RM 10.
Banyak hal yang aku dapat berkenaan dengan Al-Ghazali, salah satunya tips beliau untuk mendapatkan manfaat ketika membaca Qur'an. Di antara yang beliau sebutkan adalah: Hayatilah tentang siapa yang menurunkan Qur'an itu? Sadari bahwa setiap ayat yang kita baca itu ditujukan untuk kita, bukan orang lain, dsb. Selain beberapa wawasan itu, aku juga berkesempatan mendiskusikan topik thesisku dengan Prof. Kamal Hassan. Beliau sangat welcome dan banyak memberi masukan. Terima kasih Prof. Kamal!

Jumat, 16 Desember 2011

Mamah Cerita Tentang Beragam Peristiwa

Kamis, 15 Desember 2011

Kemarin aku sms mamah, ngasitahu kalo Jundi udah habis hafalan 5 juz, juz 26 sampai 30. Sekarang udah mulai menghafal Al-Baqarah, juz 1.
Nggak ada balasan, karena emang hp mamah rusak, gak bisa balas sms.
Tadi subuh, mamah miscall 2x. Gak kedengaran, pasti ulah anak2 ngotak-ngatik profil hp-ku jadi pelan. Pagi kutelpon mamah. Banyak peristiwa mamah ceritakan.
Pertama, mamah bangga Jundi udah hafal 5 juz, sayang, gak bisa nge-sms. Trus, ada berita duka, mas Is (Saiful Islam), suami teh Dini, meninggal Rabu kemarin, tanggal 14 Desember. Sebulan sebelumnya kakaknya, meninggal juga tanggal 14 November. Sedih. Aku ingat Sani dan Syifa, anak teh Dini. Mereka aja yang kukenal, adiknya gak sempat ketemu. Tapi kata mamah, teh Dini sangat tegar. Mas Is sebelumnya emang udah 3x masuk RS karena stroke.
Berita duka lainnya tentang wa Eti, katanya lagi sakit juga, bengkak-bengkak karena masalah jantung. Syafaahallaah. Memang bermacam-macam ujian Allah itu.
Mamah juga cerita tentang Upi dan Wawan, katanya mereka mau ke Saudi. Pabrik tahu di Tungilis sementara berhenti dulu beroperasi. Katanya, Roni menantu wak Iyah mau nyoba nerusin, tapi belum pasti.
Dalam obrolan via telpon itu mamah juga ngasitahu kalo Ipit hari Sabtu ini, berarti tanggal 17 Desember 2011  mau dikhitbah. Katanya kenal dengan calonnya di tempat ngajar. Yang menghubungkan kakaknya calon, ustadz Rahmat dari Baitul Anshor, pesantrennya almarhum ustadz Tajuddin. Kata mamah, ustadz Rahmat kenal juga dengan aku. Cuma aku lupa yang mana, mungkin kalo ketemu aku bisa ingat.
Mamah lalu mengoperkan hp ke Ipit. Kata Ipit, ngajar di TK itu baru 3 bulan aja, habis itu mau resign karena mau nuntasin skripsi. Iya Pit, ayo selesein! Aku juga lagi 'bertungkus lumus' kata orang Malaysia mah, untuk nyelesaikan thesis S3. Sementara ini aku memang 'bertapa' di rumah kontrakan pa Iwan, kawan dari Jogja yang lagi S3 juga, beliau sering balik ke Indonesia.
Hati-hati, ntar ganti kulit! kata kawan berseloroh padaku waktu kubilang aku lagi 'bertapa'.
He he. Aku cuma mesem.
Ipit cerita dikit tentang calonnya. Namanya Agus. Aku pesan ke Ipit, usahakan nanti ngajinya dilanjutin, soalnya kalo udah menikah, pasti keteteran kalo gak ngaji!
 Habis itu hp ku-oper ke si ummi, istriku yang cantik. Cuma pulsanya emang udah mau habis, jadi cuma kebagian bicara sebentar...
Begitulah..., pagi itu mamah cerita tentang beragam peristiwa.... cerita sedih dan gembira... beragam peristiwa....

Senin, 10 Oktober 2011

Akhirnya Sampai Juga

Petang kemarin dapat kabar ada bedah buku oleh penulis novel terkenal Ayat Ayat Cinta, kang Abik. Acaranya di AIKOL fakultas hukum UIA, bayar 10 ringgit. Gak berani ikut, soalnya finansial lagi bermasalah.
Besoknya, ada acara lebih kurang serupa di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Penyelenggaranya FLP Malaysia bekerjasama dengan FOKMA (Forum Komunikasi Muslimah). Mobil gak cukup bensin, motor bensinnya pas-pasan. Tapi, nekadlah pergi ke sana boncengan dengan si ummi. Hasbi ikut, abang-abangnya ditinggal karena gak mungkin pake motor. Maksa pergi soalnya ada misi penting: ngambil uang pengganti transport mengajar tahsin. Nyari-nyari sisa recehan, terkumpullah 2 ringgit. Lumayan, untuk ngisi bensin motor.
Dari pagi mikir dari mana ongkos ke sana, dengan modal nekad akhirnya sampai juga ke SIK. Sempet dengerin tanya jawab dengan Mbak Helvy dan Mbak Asma Nadia. Intinya keduanya berpesan agar jangan berhenti menulis. Kalo rajin sehari sehalaman, setahun bisa dapat 365 halaman. Dan, menulis itu adalah cara mengabadikan karya kita.
Hmmm...., lumayan, pulangnya dapat nasi bungkus dan sedikit uang untuk melanjutkan hidup seterusnya.... ;)